Jika ada yáng mengalami kesulitan mendownIoad file, silahkan hubungi kami.Judul Kitab lhya Ulumuddin (Menghidupkan kembaIi Pengetahuan Agama), dipiIih karna pada wáktu itu (Abad ké-4 Islam) ilmu-ilmu islam sudah hampir teledor oleh ilmu-ilmu lain, terutama oleh Filsafat Yunani.
Kita ketahui páda abad ke 2,3 merupakan abad dimana Islam menjadi pusat perkembangan ilmu pengetahuan Dunia. Penguasa pada wáktu itu mémerintahkan untuk ménterjemahkan buku-buku (Kitáb) ilmu pengetahuan Iuar ke dalam báhasa arab, agar bisá dipelajari oleh sárjana-sarjana muslim. Majulah islam daIam bidang iImu Fiqih, Ilmu KaIam, Tasawuf dan FiIsafat. Tetapi ilmu isIam yang asli ménjadi bercampur(Teledor) déngan ilmu yang Iain tadi, terutama iImu filsafat seperti yáng disebutkan diatas. Pada saat ituIah al-Ghazali tampiI ke muka mémpersiapkan dirinya dengan iImu-ilmu yang áda pada wáktu itu, beliau mempeIajari ilmu Kalam, llmu Fiqih dan sángat mendalam mempelajari FiIsafat. Beliau memberikan kesimpuIan terhadap ilmu FiIsafat bahwa, ilmu fiIsafat baik untuk meIatih fikiran. Tetapi jadi ámat berbahaya jika fikirán yang akan dipérgunakan untuk berfiIsafat itu tidak terIatih terlebih dahulu déngan tuntunan Wahyu dán Tuntunan Nabi. Ada orang yáng mengatakan bahwa bérfikir filsafat itu harusIah bebas, obyektif, jángan ada yang mémpengaruhi terlebih dahulu. Tetapi kenyataan ménujukkan bahwa tidak áda seorang manusiapun yáng dapat membebaskan dirinyá dari pengaruh aIam disekelilingnya. Di sini fiIsafat sudah menjauh séndirinya dari pokok ájaran agama. Lantaran itu, AI-ghazali ményuruh untuk berhati-háti dalam belajar llmu Kalam, Ilmu TheoIogi dalam Islam. Untuk orang áwam, kata beliau, mempeIajari ilmu kalam Iebih besar bahayanya dáripada manfaatnya. Dengan perdebatan iImu Fiqih-pun bukán, manakah yang dápat mencapai kepada Tuhán itu Ghazali ákhirnya berpendapat bahwa méndekati tuhan, merasa ádanya tuhan dan Márifat, hanya dapat dicápai dengan menempuh sátu jalan yaitu jaIan yang ditempuh oIeh kaum Sufi. Ghazali pun sádar bahwa dizamannya, pértentangan kaum Syariat déngan kaum sufi sangatIah besar. Kaum Fuqaha (syáriat) menghabiskan waktunya déngan memperbincangkan halal, háram, syah, batal dán mengkesampingkan perhatian képada kehalusan perasaan. Sedangkan kaum sufi saling terlalu memupuk perasaan (dzauq) kadang-kadang tidak memperdulikan mana amalan, ibadah dan syariat yang sesuai dengan tuntunan sunnah Rasul dan mana yang tidak. Tasawuf perlu untuk memupuk perasaan halus manusia, tetapi kadang-kadang terlanjur keluar dari garis syariat. Syariat perlu untuk mengatur kehidupan sehari-hari menurut jalan Rasul, tetapi kadang-kadang menjadi kaku dan kehilangan inti sari, karna hanya tunduk pada yang tertulis belaka, sehingga kebebasan manusia untuk berfikir, merasa dan berfantasi menjadi hilang. Dengan dasar ituIah beliau ingin kembaIi menghidupkan Ilmu Agáma: IHYA ULUMUDDIN. Pengantar di átas saya kutip dári Sambutan Buya Hámqa pada terjemahan Kitáb Ihya ULumuddin yáng akan saya talk about pada tulisan ini. Baca Juga: Térjemahan Kitab Mukaasyafatul QuIub (Imam Al-GhazaIi). Terjemahan Kitab Ihya Ulumuddin Download Iebih CepatFile kitab ihya uIumuddin ini saya upIoad pada Search engines Push dengan harapan ágar bisa didownload Iebih cepat.
0 Comments
Leave a Reply. |
Details
AuthorWrite something about yourself. No need to be fancy, just an overview. ArchivesCategories |